Banyak orang (termasuk saya dulunya) sangat mempercayai kepribadian berdasarkan golongan darah. Golongan darah pada dasarnya merupakan pembagian tipe darah berdasarkan jenis antigen pada darah. Seperti yang kita ketahui, golongan darah secara umum dibagi menjadi A, B, AB, dan O. Mulanya saya pribadi mengira jenis antigen dalam darah kita mempengaruhi suatu struktur kimia pada konsentrasi produksi jenis hormon tertentu yang nantinya mengakibatkan pada psikologi, intinya saya kira ada pengaruh jenis antigen (golongan darah) dengan sifat manusia. Mengapa saya bilang bullshit? Mari kita simak ulasannya.
Sejarah pembagian golongan darah
Dilansir dari wikipedia, pembagian golongan darah dikemukakan pertama kali oleh Karl Landsteiner. Karl Landsteiner (14/6/1868-26/6/1943) ialah seorang ilmuwan Austria keturunan Yahudi. Ialah tokoh yang menemukan bahwa darah manusia terbagi menjadi 4 kelompok yakni O, A, B, dan AB. Dengan penemuannya tersebut, orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman dan tidak sembarangan untuk menstrafusi darah.
Arti "Sebenarnya" Golongan Darah
Golongan darah adalah pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen pada permukaan membran sel darah merah. Perbedaan ini muncul sebagai perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Pembagian golongan darah jenis ABO merupakan yang paling populer. Tujuan utama dari pembagian ini yakni untuk melakukan trnasfusi darah secara aman. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Pembagian Golongan Darah ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
- Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
- Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
- Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
- Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Mitos Kepribadian Golongan Darah ABO
Dilansir dari Lensa Indonesia,
A : terorganisir, konsisten, sopan, mudah bekerja sama, mudah gugup (perfeksionis)
B : easy going, santai, tidak terikat aturan, semangat, tidak bisa multitasking
O : terbuka, enerjik, sosial, fleksibel, gampang dipengaruhi
AB : sulit diprediksi, sensitif, cenderung kepribadian ganda
Asal Mula Pembagian Kepribadian Golongan Darah
Pada perang dunia II, Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf
Hitler berusaha membuat etnis mereka memiliki derajat yang lebih tinggi
dari etnis lain. Kala itu, golongan darah A dan O dominan di Jerman sehingga dibuatlah
pengetahuan semu berupa teori palsu yang meninggi-ninggikan orang dengan
golongan darah A dan O. Konsep ini kemudian diadopsi oleh Jepang
pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara pada
posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah
ini, pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah
sempat tidak digunakan lagi selama bertahun-tahun.
Kepribadian berdasarkan golongan darah
diangkat kembali dan menjadi populer ketika Masahiko Nomi menuliskan
buku berjudul "Understanding Affinity by Blood Type” (Memahami Persamaan
berdasarkan Golongan Darah) pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku
tersebut disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal
dunia pada tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah
dilanjutkan oleh Toshitaka Nomi, anaknya.
Keraguan muncul ketika diketahui bahwa
Nomi Masahiko adalah seorang pengacara dan jurnalis, dengan tanpa latar
belakang kedokteran/psikologi sama sekali. Pandangan Nomi Masahiko
mengenai golongan darah diduga terpengaruh oleh Takeji Furukawa. Takeji Furukawa adalah seorang profesor
di Sekolah Guru Perempuan Tokyo (Tokyo Women’s Teacher’s School) yang
mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type”
(Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah) di jurnal Psychological
Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan
temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil
simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi 2 macam kepribadian.
Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia
bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut
sempat mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki
bukti-bukti yang kuat. Kajian mengenai golongan darah dan kepribadian
kemudian menghilang hingga diangkat kembali oleh Masahiko Nomi pada
tahun 1971.
Penelitian tentang Kepribadian Golongan Darah
Karena penasaran, saya mencari beberapa penelitian terkait dengan golongan darah dengan kepribadian. Berikut ulasannya,
- Mary Rogers, A.Ian Glendon (2003).Penelitiannya berjudul Blood Type and Personality. Penelitian mengambil sampel 30 orang untuk setiap golongan darah. Uji dilakukan dengan uji MANOVA. Hasil uji statistik menunjukkan kepribadian tidak dipengaruhi golongan darah, jenis kelamin, dan tidak ada interaksi yang terjadi. Sumber: Personality and Individual Differences, Volume 34, Issue 7, May 2003, Pages 1099-1112
- Kenneth M. Cramer, Eiko Imaike (2002). Penelitiannya berjudul Personality, Blood Type, and The Five-Factor Model. Peneliti mengambil sampel 400 mahasiswa Kanada berdasarkan jenis kelamin dan golongan darahnya dengan mempertimbangkan Inventori Personaliti NEO dengan 5 pengelompokan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kepribadian dengan tipe golongan darah. Sumber : Personality and Individual Differences, Volume 32, Issue 4, March 2002, Pages 621–626
- Kunher Wu, Kristian D. Lindsted, Jerry W. Lee (2003)Penelitiannya berjudul Blood Type and The Five Factors of Personality in Asia. Peneliti menganalisis 2861 siswa sekolah menengah di Taiwan. Hasil uji statistik MANOVA menunjukkan tidak ada pengaruh kepribadian berdasarkan golongan darah. Sumber : Personality and Individual Differences, Volume 38, Issue 4, March 2005, Pages 797-808.
Lantas, Mengapa Kita Percaya?
"Banyak kok temen2 saya yang sesuai dengan kepribadian berdasarkan golongan darah". Pasti pada bilang gitu kan. Nah Lo. Saya juga awalnya percaya kok. Tapi coba deh telaah baik-baik. Secara sadar atau tidak, kita biasanya "mencocokkan" karakter kita dengan karakter golongan darah kita pada sifat-sifat yang kebetulan aja sama. Misal, saya golongan darah A, saya merasa diri saya rajin, penurut, ikuti aturan, dsb seperti yang disebutkan, tapi saya juga cukup sering kok out of box seperti golongan B, kepo banget kayak golongan O, dan terlihat berkepribadian ganda kayak golongan AB. Saya punya banyak temen gol B, mereka memang easygoing tapi mereka juga serius kok, bahkan lebih rajin dari gol A. Nah kan. Coba deh lakukan observasi kecil-kecilan. perhatiin temen-temennya. Apa bener mereka kayak yang disebutin. :D
Lantas, kalo bukan pake ABO, pake apa dong buat membagi kepribadian? Yaps. InshaAllah akan saya tulis di artikel selanjutnya.
CMIIW. :D
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar